Gunung Manglayang terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa
Barat. Gunung ini memiliki ketinggian 1818 mdpl (sumber: wikipedia) dengan pintu masuk yg
beragam, bisa dari Cileunyi (wisata Batu Kuda) atau Kiarapayung (lokasi
perkemahan yang tak jauh dari Universitas Padjajaran, Jatinangor). Karena
posisi gue di Jatinangor, maka Kiarapayung adalah aternatif terdekat.
UNPAD (Kiri), Gunung Manglayang (Kanan) |
Ini ke-3 kalinya gue ke Manglayang. Bila 2 ronde pertama bersama kawan-kawan, kali ini dengan keluarga: Bapak
dan Adekku (Vero). Beberapa hari sebelumnya mereka datang berkunjung mendukung sidang akhirku. Setelah sidang, ku ajak mereka mendaki, dan direspon positif, terkhusus oleh Bapakku,
mengingat pendakian ini adalah yang pertama dalam sejarah hidupnya, hehehe
Petualangan Kami Zaman Dulu |
Bagaimana medan pendakian di Manglayang?
Terjal. Jadi sebenernya ke Manglayang itu bukan mendaki, tapi manjat! Berbahaya skaligus menyehatkan (karena menguras tenaga). Saran gue,
beban backpack lo jangan terlalu berat, sekali timpang ke belakang akibatnya fatal (jungkir balik).
Mengoper backpack ke depan (dada) juga gak terlalu menolong, sbab pengelihatan mesti clear mencari batu pijakan.
Manjat |
Walau terjal, jalur Kirpay terbilang pendek. Butuh 80 menit saja untuk sampai di puncak bayangan (dari
kaki gunung), tapi itu non-stop! Kalo banyak stopnya sekitar 2
jam-an. Jalur kirpay memang lebih cepat, tapi lebih terjal. Sebaliknya, jalur Cileunyi/Batu kuda lebih santai, lebih bersahabat, dan lebih
mendaki :p
Berangkat Lewat Kiarapayung
Pagi hari pukul 07.00 di kosan gue, siap-siap. Bermodalkan 2
motor sewaan kami mulai lepas landas menuju kaki gunung (melalui kirpay). Hamparan
pemandangan hijau serta udara pagi terasa sangat menyegarkan. Memilih berangkat
pagi adalah oke, asal tak hujan saja.
Perlengkapan yang di bawa: beberapa bungkus snack, air mineral, buah-buahan,
serta 1 batang bambu menyerupai tongkat. Gunanya? Untuk berjaga-jaga dari binatang liar. Sepengalaman gue di Manglayang memang tak pernah bertemu binatang yg aneh-aneh, cuma antisipasi
tetep mesti diperhatikan, apalagi di alam terbuka seperti Manglayang.
Perjalanan dari kosan lancar jaya (kondisi aspal oke), tapi dari Kirpay menuju kaki gunung: jalanan rusak berat. Mesti hati-hati.
Nah, kalo lo baru pertama kali pengen ke Manglayang dan lewat Kirpay, apabila sudah
sampai di perkampungan yang jalanannya rusak tsb, ada baiknya sesering mungkin
bertanya ke warga sekitar mengenai arah jalan, sbab gang desa
bercabang-cabang. Gue juga tak bisa menjelaskan secara detail arah yang dimaksud, jadi lo
tanya-tanya aja di lapangan. Tapi yang jelas, ciri khas kaki gunung yang dituju: terdapat warung kecil.
Sesampainya di kaki gunung, lo bisa mendirikan kemah dan
memakirkan kendaraan. Makanan dan minuman juga tersedia di warung itu, sekalinya lo lupa bawa pangan yang cukup, mudah-mudahan bisa tercukupi dari warung itu.
Setelah say hi sebentar ke empunya warung dan menitipkan kendaraan, kami mulai memanjat (wkwk). Tak lupa diawali pula dengan berdoa.
Mulai Membelah Rimba! |
Vero Mulai Kesel Karena Kecapekan dan Tak Kunjung Sampe! |
Dakian Terakhir! |
SAMPE!! PUNCAK!! |
Pemandangan Dari Atas Mantap Abeeesss! |
Istirahat Sebelum Turun |
Perjalanan Turun |
Weits! Hati-hati!! |
Air Gunung Segar |
Doa syukur kami panjatkan setelah sampai di bawah.
Semua aman dan selamat. Puji Tuhan :)
Sesudahnya kami pulang ke Jatinangor dan makan siang.
Petualangan yang meletihkan dan penuh kenangan :)
SAMPAI JUMPA! |
No comments:
Post a Comment