GUNUNG PAPANDAYAN: MENCARI HUTAN MATI

Papandayan adalah gunung yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Gunung ini berketinggian 2665 meter di atas permukaan laut (sumber: wikipedia). Satu alasanku ingin ke sana adalah: Hutan mati. Pertama kali gue tahu adanya hutan mati dari foto yang diposting kawan di twitter.

Sekali lihat langsung jatuh cinta, "Pohon-pohon ini keren banget untuk dipake foto", gumamku dalam hati. Sekalinya ada tawaran maen ke sana, jelas tak pikir panjang lagi, berangkat!!











Oke, posisi awal kami di Jatinangor (Sumedang). Pertama, kami harus ke cileunyi. Cileunyi adalah terminal bayangan yang menghubungkan Bandung, Sumedang, Jakarta, dan Garut (nagreg).

Karena tujuannya Papandayan, maka kami bergerak menuju Garut (nagrek), sebab Papandayan terletak di Kabupaten Garut.
Bagaimana cara ke sana?

PERHATIKAN! Di Cileunyi akan lewat elf jurusan Leuwi Panjang-Cikajang, ambil itu, lalu sampaikan ke kenek untuk berhenti di Cisurupan (nama kecamatan di mana Papandayan berada)


PAHAMI MAP DI BAWAH INI

Map: Bila ke Cikajang, Nanti Akan Melewati Cisurupan


Awalnya kami mengira harus naik elf jurusan Leuwi Panjang - Garut, ternyata salah.. Sebab elf tersebut hanya sampai Garut, tidak lanjut ke Cisurupan, akibatnya kami harus berpindah elf saat sampai di Garut (Leuwi Panjang - Cikajang). 

Menuju Papandayan dari Cileunyi

Jurusan Elf: Leuwi Panjang-Cikajang (sekali lagi, jangan turun di Cikajang, turun lah di Cisurupan)
Biaya Elf: Rp20.000,-/orang
Waktu tempuh: 3-4 jam (tergantung kondisi jalan, macet apa enggak)

Elf Leuwi Panjang - Garut (Salah Naek!)

Kondisi Di Elf

Ganti Elf

Ada Yang Mabuk :p

Sampai di Cisurupan, Lanjut ke Camp David (Pos 1)

Kami sampai sore hari. Udara dingin mulai terasa.
Sekarang di Cisurupan. Selanjutnya ke Camp David.
Camp David adalah suatu kawasan di kaki gunung Papandayan yang letaknya lumayan jauh dari Cisurupan. 

Ada 3 cara menuju Camp David: 
Pertama, menggunakan ojek (Rp30.000,-/orang, jangan lupa di nego, bro!)
Kedua, menggunakan mobil bak (Rp200.000,-/mobil, isi 10-13 orang, di nego ya bro!)
Ketiga, naek mobil/motor pribadi (awas rusak, bro!)

Ojek dan mobil bak banyak tersedia, jadi jangan khawatir.
Kami milih naek ojek. Namun sebelum berangkat, kami sempatkan dulu mengisi perut, mengingat sesampainya di Camp David perjalanan mendaki akan dimulai.

Di Cisurupan ada rumah makan dan Indomaret. Jadi, untuk anda yang ingin menambah cadangan pangannya, bisa mampir ke toko-toko ini.

Baru Sampai Cisurupan, Nyantei Dulu Lah~

Makan

Beli Cemilan

Mobil Bak/Pick-Up

Naek Ojek

Menuju Camp David (Jalan Masih Bagus)

Sudah Dekat Camp David, Jalannya Super Hancur !

Setelah hampir 20 menit menyusuri jalan yang super hancur plus kehujanan pulak akhirnya kami sampai di Camp David. *Saya sarankan untuk siapkan selalu ponco/jas hujan di bagian tas yang mudah dijangkau, agar mudah diambil ketika hujan.


Berteduh Di Camp David

Registrasi

Registrasi? Ya, registrasi. Registrasi penting untuk dilakukan. Mengapa? Agar rombongan mudah terdeteksi keberadaannya. Hal ini dilakukan untuk mencegah orang hilang. Jadi jumlah rombongan di awal akan dicatat begitu pula sepulangnya dari atas jumlah rombongan akan di-update ulang, sehingga bila terjadi selisih jumlah bisa ketahuan. 

Pencatatan rombongan semacam ini tidak hanya di lakukan di Pos 1 (Camp David), tapi juga di Pos 2 (lokasi Pos 2 sudah dekat dengan areal camping yaitu Pondok Saladah).

Jadi alurnya begini: Pos 1 (Camp David/Pencatatan) - Pos 2 (Pencatatan lagi) - Pondok Saladah (Pasang Tenda).

Di Pos 1 anda akan dikenai retribusi sebesar Rp10.000,-/orang
Di Pos 2 tidak ada kewajiban retribusi, hanya sumbangan sukarela.
Di Pondok Saladah tidak ada retribusi, tinggal pilih spot tenda sesuka hati.

..........................

Pos 1 - Pos 2 - Pondok Saladah

Oke, setelah pendaftaran/registrasi, pendakian dimulai. Cuaca masih rintik tapi kami pilih lanjut guna mengejar waktu sore, sebab masih ada pencahayaan untuk pasang tenda dan siapkan dapur, bila sudah gelap akan lebih sulit dan tak leluasa.

Ini dia foto-foto menuju Pos 2:

Mulai Mendaki

Punten Pak :)



Kawah











Menuju Air Terjun Mini



Di Air Terjun Mini

Lanjut Gan!

Tarik Nafas Dolooo~

Mulai Berkabut!
POS 2

Registrasi Lagi

Akhirnya sampai di POS 2!
Waktu tempuh POS 1 ke POS 2 kira-kira 1 jam-an! Itu jalan santai. Pemandangan sepanjang jalan oke-oke banget! Dari yang bebatuan, belerang, lahan hijau, air terjun, sampai yang berkabut. ASLI, SEGER BANGET! 

Hiruk pikuk kota lepas dari pikiran, yang ada hanya anda dan alam. 
Setelah kupikir-pikir, hiking seperti ini perlu dijadwalin rutin sebulan sekali. 

...................................

Hari mulai gelap, segera setelah registrasi kami langsung cabut ke Pondok Saladah (area camping).




Aneh Tapi Nyata

NYAMPE!!

TERNYATA RAME COY, di luar perkiraaan. Sejam perjalanan ke Pondok Saladah lumayan licin. Tapi oke lah, bentar lagi makin gelap, dinginnya udah ampun-ampunan. Sudah waktunya dirikan tenda dan dapur, habis itu nge-teh panas dengan baju kering pake rebahan. Duh nikmatnya..

Masang Tenda

Pangan

Dapur Ngebul

Teh Manis Panas

Tenda berdiri, dapur  juga ngebul, akhirnya kelar juga ya Tuhan, TERIMA KASIH!
Oke, makan minum sudah digilir, obrolan hidup siap dimulai.
Kali ini bukan di kopi Jenggos, tapi di Papandayan.. MANTAP!




(Gambar makan malam tak sempat diambil saking nikmatnya mie rebus panas, ndak ada yang kepikiran mendokumentasikan takut tak kebagian)

(SEGERA: GUNUNG PAPANDAYAN Bagian Kedua, tentang hutan mati dan bunga edelweis)

No comments:

Post a Comment